Friday, April 19, 2013

Tentang Kau dan Hatiku....



Melepaskanmu adalah suatu hal terindah dalam hidupku,
Karena ketika ku bersamamu, ku tak pernah merasa susana hati yang berbeda, karena bersamamu, hanya penuh luka, tersiksa akan warna hatimu yang tak se-warna dengan warna hatiku,,,
Jalan fikiranmu, yang berbelok 360 derajat dari arah jalanku,
Kita slalu beda alur...
Dan kau tetap memaksakan hal itu...
Hingga akhirnya yang terjadi...
Mawar itu sudah tak seindah ketika awal dulu ketika kau petik dari tangkai yang penuh duri,,,,,,,,
Mawar itu menjadi layu, kusam, dan tak berwarna merah seperti yang kau inginkan, karena mawar itu slalu paksa untuk tetap hidup tanpa kau rawat, tanpa kau peduli ?
Kini, biarlah kau lepas mawar itu, biar kau buang saja mawar itu, karena mawar itu sangat membutuhkan orang yang mampu merawatnya penuh hati yang tulus, dan kesabaran.
Biarlah mawar itu berlalu, biarlah mawar itu menemukan warna-warni hati yang sebenarnya, agar ia mampu bersemi dan mekar mewangi, merah mempesona bersama kehidupan baru yang kini bersamanya.....
 

Sunday, April 14, 2013



AWAL MULA BERHIJAB

Saat itu aku berusia 16 tahun. Dimana masa-masa tersebut adalah biasa dikatakan masa-masa terindah di waktu sekolah. Saat itu aku duduk di kelas Dua belas. Sekolahku terletak di pinggiran kota tempat tinggalku. Yang walaupun begitu selalu mendapat perhatian masyarakat karena terkenal akan kedisiplinannya. Dan hal tersebut memang terbukti, salah satu contoh kecilnya saja sebuah tata tertib kuno (tata tertib lama) yang mewajibkan seluruh siswinya untuk berkerudung kecuali non muslim. Saat itu sekolahku memang selalu mendapatkan pujian akan tata tertib yang indah itu. Aku sangat menyetujui dan sangat mendukung adanya tata tertib yang seperti ini. Dengan hal yang seperti ini akan menjadikan seluruh siswa-siswinya menjadi tertib, dan rapi terlebih pada anak siswinya, yang semuanya kompak berkerudung. Suatu hari aku pernah melepas kerudung di dalam kelasku, alasanku karena aku merasa gerah dan ingin membenarkan tatanan kerudungku yang tidak rapi (berantakan) aku juga tak memikirkan akan sesuatu hal yang membuatku terkena hukuman. Dan ternyata, belum mencapai 5 menit aku melepas kerudung, aku kepergok oleh salah seorang guru laki-lakiku, sebut saja namanya Bapak Nur.

“Hai anakku, mengapa kau melepas kerudungmu ??????? ” sapanya, dengan nada marah !!
“Ampun pak... tadi saya melepasnya untuk sekedar membenarkan tatanan kerudung saya yang berantakan pak, dan maaf pak setelah selesai saya ingin memakainya kembali ternyata kerudung itu di buat mainan oleh teman laki-laki saya, namanya Rudi. Itu dia pak, di pakai sama anaknya... hehehehe ” jawabku yang dengan nada seraya bercanda.

Ternyata kerudungku dibawa temanku, Rudi. Dan tak yang tak kalah hebohnya, dia juga memakai kerudungku, hanya sekedar untuk membuat lelucon aneh di kelas. Tak lama Pak Nur pun menambahkan kemarahannya...

“Rudi !!! .... kenapa kamu pakai kerudung teman kamu itu?? Untuk apa ????”
“Maaf pak, tadi awalnya saya hanya ingin menggoda teman saya pak, saya juga khilaf pak, dan sekarang saya akan kembalikan kerudungnya ”
“Tidak perlu !! kamu pakai saja kerudungnya sebagai hukumanmu....!!”
Sorakan dan tertawa teman-teman sekelaspun terdengar, termasuk aku, hehehehee... habis temanku lucu dan aneh.

“Dan kamu, karena kamu telah melanggar peraturan, melepas kerudung di waktu jam sekolah, kamu saya hukum untuk berjalan ke ruang guru dengan penampilan yang seperti sekarang (tanpa kerudung). Ayo !! ikut saya !!”
“Tapi pak....” bantahku, seraya meminta ampun...
“Tidak ada tapi-tapian...!! ayo !!” jawab bapak Nur dengan nada keras.
“Tunggu sebentar pak.. Begini pak, saya rasa ini bukan seuttuhnya kesalahan dia, dia juga tidak salah pak, karena niat dia hanya untuk membenarkan kerudungnya, kalau menurut saya yang pantas di hukum si Rudi. Karena dia lancang, mengambil kerudung dia tanpa sepengetahuan dia. Maaf pak, kalau saya lancang. ” Terdengar salah seorang ketua kelasku berbicara dengan begitu tegasnya, membela anak buahnya (perempuan).
“Baiklah, untuk kali ini saya bebaskan dia, dan si Rudi, tapi lain kali hal semacam ini jangan di ulangi. Karena sudah tidak ada ampun lagi untuk kalian, mengerti.”
“baiklah, kami mengerti pak...terima kasih pak...” balas ketua kelasku dengan tenangnya.

Sejak kejadian saat itu, membuat pelajaran kecil yang tak bisa terlupa dalam hidupku, karena berkerudung adalah suatu kewajiban umat muslim untuk menutup aurat. Dan di sisi lain yang kebetulan di sekolahku juga mempunyai tata tertib untuk mewajibkan siswinya berkerudung. Akhirnya setelah aku merayakan ulang tahunku yang genap 17 tahun, aku pun memutuskan untuk belajar berkerudung / berhijab. Semoga lekas Allah memberikan anugrah agar aku slalu menjaga auratku. Perlahan, aku mulai belajar berhijab, hingga aku lulus sekolah, hingga aku mengikuti wisudaku, dan alhamdulillah aku menjalani prosesi wisuda SMA dengan berhijab. Dan seterusnya hingga kini aku sangat menyukai model-model terbaru dalam berhijab dan tak banyak juga, aku koleksi model-model hijab masa kini, karena aku ingin menjadi wanita muslimah yang berhijab (insyaallah).

Wednesday, April 10, 2013



Senyum itu...
Ku bertemu senyum itu kurang lebih 2 tahun yang lalu...
Banyak yang ku lihat dari satu senyum itu, dia mampu membuat hatiku bergetar, bernyanyi riang, terbang jauh melintas di awan...
Hingga aku menjadi terpaku, terpesona dan jatuh cinta...
Saat itu aku sedang di penuhi kegelisahan, sendu dalam hatiku,,,
Namun kedatangan satu senyum itu yang membuatku, terbangun dari sendu...
Terbangun dari layunya jiwa, sepinya rasa dan membuatku ragaku menjadi utuh...